Tempat ini sudah menjadi bingkai
yang rapuh, senyum manis yang orang berikan sudah terkikis oleh waktu yang tak
bisa dihentikan, mungkin semuanya harus diperbaharui seperti awal artinya
tempat ini harus dihancurkan dan dibangun ulang.
Namun jika semudah itu
menghancurkan dan membangun, mungkin tempat ini dari dulu tidak akan pernah
menjadi seperti ini, orang-orang akan terus tersenyum, atau paling enggak tidak
akan melengkungkan bibirnya ke bawah, karena kecewa atau mengangkat alisnya
karena marah.
Aku mempunyai cita-cita, suatu saat
ingin membetulkan tempat ini yang sudah rusak parah. Semuanya sudah rusak
parah, pengelola tempat ini sudah menjadi orang goblok yang hanya ingin
menikmati hasil dari orang-orang yang datang ke sini dan juga dari upeti orang-orang yang tinggal di sini.
Tempat ini dulu dikenal sebagai
tempat paling kaya, paling subur, paling dihargai. Tidak seperti sekarang yang
sering dilecehkan, sering dicaci bahkan sama orang-orang yang tinggal disini, termasuk saya. Entahlah seberapa parah kerusakan ini.
Mungkin suatu saat akan ada masanya di mana tempat ini kembali menjadi tempat
yang paling disegani, paling dihargai, dan paling dicintai. Namun jika tempat
ini tidak dihancurkan, perasaan ini ragu, karena orang baik akan selalu susah
mengalahkan orang yang jahat. Kejahatan ini sudah menyebar ke dalam hati yang
paling dalam, dilindungi oleh setan-setan di dinding hati yang paling luar.
Tempat ini sudah usang, tempat ini
sudah hampir habis usianya. Tempat ini sudah senja, mari kita tunggu hari
menjadi malam. Karena ketika malam usai akan ada matahari dan tempat ini akan
menjadi pagi. Tempat ini akan memulai hari baru dengan orang-orang yang melengkungkan bibirnya ke
atas, dan melengkungkan alisnya ke bawah.
Yosep Hendhry
Bukan buaya, bukan pecinta kata, hanya saja gemar
menulis rima dengan kata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar