Fhoto dari Internet
Gerhana Bulan
Merah
Aku masih ingat,
malam itu, malam gerhana bulan merah. Beberapa stasiun radio memberitakan
secara langsung detik-detik perubahan warna bulan di langit. Peristiwa langka yang terjadi 18 Tahun sekali.
Bulan berubah merah, merah darah. Gema takbir merambat lewat udara dari corong
mesjid tepi kampung, menjelang sholat Gerhana.
Aku masih ingat malam itu aku berbaring lemah di atas kasur tua peninggalan
Emak, kasur kenangan. Tidak seperti biasanya malam itu teramat lelah. Padahal
setiap hari pekerjaan sama beratnya, sama kasarnya. Memecah batu, ya buruh
memecah batu.
Aku masih ingat,
malam itu aku dikejutkan bunyi yang menghentak telinga, ada sosok yang memecahkan
jendela kamar. Gerakannya sangat cepat sehingga serpihan kaca beterbangan ke
arah tempatku berbaring. Aku juga masih ingat tiba-tiba sosok itu masuk ke
dalam kamar lewat pintu samping, mendobraknya. Tampak jelas sosok itu
menggenggam sebuah martil, berjalan dengan cepat mendekatiku. Aku masih ingat
sosok itu kemudian mengayunkan martil tersebut ke arahku berbaring. Hampir
tidak dapat dipercaya, sosok itu ingin memecahkan kepalaku, ingin membunuhku.