Manisan kalua jeruk ini memang berbeda,
meski rasanya sama-sama manis, tapi tetap saja ada yang berbeda, entah apa.
Begitulah
kira-kira yang sering kudengar dari para pengunjung toko ini. Beberapa
langganan toko, atau wisatawan yang sudah pernah membeli kalua jeruk tapi bukan
dari toko ini. Semua sepakat bahwa kalua jeruk dari toko ini adalah yang paling
enak. Dan aku hanya bisa tersenyum saja mendengar semua pujian itu.
Aku sudah bekerja selama tiga tahun, tiga
kali ganti tempat kerja, dan semua tetaplah di toko oleh-oleh seperti ini. Tapi
hanya saat aku bekerja disinilah, aku mendengar pujian macam tadi, pujian
pertama tentang kalua jeruk yang pernah kudengar, dan ternyata pujian-pujian
itu terus berlanjut.
Padahal, tak ada yang istimewa dari toko
ini. Toko ini bukanlah yang paling besar. Toko ini juga membuat manisan itu
seperti toko-toko lainnya, membuat manisan dari kulit jeruk bali, dikupas,
direndam, dan diberi gula. Semuanya sama. Tak ada yang berbeda.
Tapi toko ini adalah toko paling laris,
sungguh aku tak mengerti. Padahal toko ini bersampingan dengan toko oleh-oleh
manisan lainnya, toko-toko yang lebih besar, dan lebih gila-gila dalam hal
promosi. Tapi tetap saja, selalu toko ini yang para wisatawan tuju.