Karya : Noe
Kemarin, kemarin
dia datang lewati pagar kayu dengan cat warna hijau usang, sudah hampir 5 tahun
dia tidak lewat situ. Tubuhnya tinggi, tegap, berisi, rambutnya yang dulu
gondrong kini di potong rapi, kulitnya coklat terbakar, tapi tidak mengurangi
gelar ‘ganteng’ nya, senyumnya yang agak miring ke kanan sedikit membuatku
yakin kalau ini adalah anak bengal yang setiap malam minggu saat masa SMA dulu,
tidak pernah absen melewati pagar kayu dengan cat warna hijau usang itu,
langkahnya yang berirama ketegasan, menandakan sekarang dia sudah bukan anak
SMA bengal lagi, kini dia resmi jadi seorang prajurit dengan baret merah di
kepalanya.
Yang dulunya dia datang sembunyi-sembunyi ke
beranda rumah, kini dengan mantap dia mengetuk pintu dan mengucapkan salam
kepada ayah dan ibuku, aku mengintip lewat jendela kamar yang biasa dia jadikan
lubang rahasia sebagai tempat mengirim coklat, bunga, dan surat cinta.