ilustrator: Pajar
Aku menemukan bayak jalan. Hampir semuanya serupa. Aku
menapaki jalan-jalan tersebut. jalan-jalan yang ujungnya tampak kabur. Hingga
ku temukan sebuah jalan yang berbeda, di ujungnya ada kau di jalan yang hampir
ke terakhir.
Aku tidak akan memaksamu untuk setuju. Karena setiap dari
kita –barangkali—bebas. Namun jika ternyata kau setuju, aku senang karena ada
teman –aku tidak mampu melakukan banyak hal jika sendiri—dan selain itu berarti
konklusiku tidak melenceng. Apakah kau setuju jika hidup ini lucu? Apakah kau
setuju jika hidup ini penuh dengan kejutan? Sekali lagi ku katakan bahwa aku
senang jika jawabanmu di pihakku. Tapi aku tidak akan mengucapkan terima kasih
untuk hal tersebut.
Barangkali inilah yang dikatakan orang-orang pandai dan
berpengalaman bahwa yang tengah aku alami ini adalah do’a yang dikabulkan.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, akhirnya sebuah usaha membuahkan
hasil. Usaha yang ku lakukan diam-diam, penuh perhitungan, dan hati-hati.
Karena usaha ini rawan melukai, baik aku maupun selainnya. Barangkali orang
tidak percaya aku melakukan usaha ini, karena mereka mengira aku berada di
posisi yang jaraknya jauh untuk pernah melakukannya. Mereka hanya tidak tahu
bahwa aku tidak mampu melakukan banyak hal jika sendiri.
Akhir dari usaha yang kulakukan ini adalah hari ketika awal
aku bertemu denga seseorang. Barangkali sebelumnya kami pernah bertemu, namun
entah dimana dan kapan, karena kami tinggal di wilayah yang sama. Hari itu aku
sebenarnya sedang menyelami sebuah kehidupan seseorang, dengan perlengkapan diving
yang membuatku tak terlihat oleh si empu kehidupan yang ku selami. Kami
sedang menghadiri sebuah reunian, kami cukup lama kenal hingga bisa berada di
acara reunian yang sama. Perihal mengenai penyelaman, aku tidak akan menceritaknannya
karena hal tersebut rahasia.
Acara reunian tersebut diadakan di sebuah kafe milik salah
satu teman yang tergabung dalam acara reunian. Jaraknya tidak jauh dari
rumahku, dengan menggunakan sepeda motor aku menghabiskan waktu sekitar 10
menit untuk berada di lokasi. Karena bertepatan dengan bulan Ramadhan, acara
reunian dikemas dengan acara buka bersama. Ternyata, di kafe temanku tidak hanya kami yang menyelenggarakan acara buka bersama. Ada kelompok lain yang di dalamnya terdapat mutiara yang telah ditakdirkan untukku oleh Tuhan.
Kronologisnya adalah begini, di luar prediksi kami, teman-teman yang menghadiri reunian membludak. Hari itu kafe temanku diboking untuk acara reunian kami dan satu kelompok lain. Kafenya memang tidak terlalu besar, sehingga daya tampungnya agak terbatas. Kursi dan meja sengaja ditata dan disesuaikan dengan jumlah orang yang hadir di dua kelompok acara buka bersama. Jika di kelompok kami orangnya terlalu banyak, di kelompok lain sebaliknya. Sehingga akhirnya kelompok kami menggunakan meja dan kursi yang tadinya diperuntukkan kelompok lain, memindahkannya ke wilayah kelompok kami.
Aku turun tangan bersama beberapa teman, karena pekerja kafe temanku sedang sibuk menyiapkan hidangan buka bersama. Mereka kewalahan karena kedatangan tambahan. Pada saat itulah berkat jalan yang telah ditentukan Tuhan, mataku berpapasan dengan pemilik mutiara yang tadi kuceritakan. Dia duduk di dekat kursi yang kosong, yang menjadi incaranku. Kami sempat saling melempar senyum, dan senyum itulah yang ku ingat saat ku temukan akunnya di sebuah media sosial.
Melalui perantara media sosiallah akhirnya kami banyak bercerita. Tersingkaplah beragam kata tentang apa hidup menurutnya, tentang argumen yang mana kami sama-sama berada dalam satu pihak, serta cita-cita yang sama-sama menari impian kami. Maka, tergabunglah dia dalam sebuah social project yang ku buat. Sehingga semakin banyak alasan untuk dapat mengetahui dan mengenalnya.
Berkat Tuhan, kutemukan mutiara yang kuidamkan padanya..
Malang, 14 Desember 2015
*Cerita ini berdasarkan pada kisah nyata, namun terdapat bagian yang ditambah rekaan. Selamat dan selamat kepada pemilik kisah. Semoga senantiasa berkumpul hingga ke surga. :)
So sweet.
BalasHapusSepertinya saya harus lebih rajin ikut reunian, siapa tahu nemu mutiara juga. ^^
Nama penulisnya tertinggal, barangkali karya tika...yess you are, best words
BalasHapusBoleh dicoba kang yoga :D
BalasHapus@KSC:ohohoho iya bisa kelupaan.thank you but there's a part which seeems missing the idea. I dunno -.-
Boleh dicoba kang yoga :D
BalasHapus@KSC:ohohoho iya bisa kelupaan.thank you but there's a part which seeems missing the idea. I dunno -.-
Like this so much ...
BalasHapusJadi inget salah satu lirik lagu : Kau adalah jawaban semua doa :)
BalasHapuskalau ada penanda malang, ya tika...ditunggu kisah selanjutnya
BalasHapus