Segala Rasa


Ilustrator : Pajar
Kuntum-kuntum air mata ini untuk bahagiamu
tiap tetes terdiri dari samudera
mengalir dan membasuh semua luka

Bagai hujan yang merasuk relung hati
memenangkan hati yang gelisah
Biar menggigil karena dingin, mengabulkanmu sejuta ingin
mekar dalam doa terucap wujudkan harap dalam lelap


Meski dalam dunia yang berputar cepat
tapi nanti berhenti oleh sang maha kuat
Lalu dawai kehidupan kian berputar gemetar
memaksaku untuk berlari kencang
dikejar sang waktu yang kian cepat

Namun aku akan kembali selama bumi masih bulat
dengan iman yang kian rapat
Jadi, jangan sampai kau kerling matamu
karena itu akan membuat dunia berhenti berputar

Ciwidey, 13 Desember 2015
Ditulis oleh delapan kepala yang berbeda

8 komentar:

  1. entah kenapa suka kalimat akhirnya...

    BalasHapus
  2. Aku suka semuanyaahh ��:) ...

    BalasHapus
  3. saya suka dawai dan bumi yang bulat :D

    BalasHapus
  4. saya suka dawai dan bumi yang bulat :D

    BalasHapus
  5. ternyata bisa padu juga ya puisinya, keren emang kita :P

    BalasHapus
  6. puisi itu umumnya ditulis secara individualistis/personal. tapi yang ini mendobrak tatanan. bisa juga ya...

    BalasHapus