Karya : Yosep Hendry
Gambar : Google
Malam ini bintang terlihat jelas
seakan-akan mendukungku untuk menikmatinya, bulan berwarna kuning cerah memberi
cahaya pada orang-orang berlalu lalang berpasang-pasangan, dan kepada
orang-orang yang sendiri tanpa kepastian.
Pedagang
yang ikut meramaikan malam ini diantaranya mereka berdagang
menjajakan souvenir untuk orang-orang yang sedang memadu kasih, ada
juga yang berdagang makanan yang khusus untuk di nikmati berdua salah satunya
martabak cinta ; sebuah martabak manis yang berbentuk hati dan biasanya ini di
sajikan hanya untuk dua orang.
Di jembatan ini banyak sekali
pasangan-pasangan yang berkeliaran, mereka bergandengan tangan kadang juga
saling merangkul. Aku melihat ada mereka mengobrol dan kertawa-ketawa, ada juga
orang yang saling menatap dengan tatapan tajam lalu bergandengan tangan dan ada
juga orang yang datang sendiri mungkin ia sedang meratapi kesepian yang tak
kunjung pergi.
Sedangkan aku berjalan sendiri karena
sedang menunggu seseorang yang spesial yaitu sahabatku ia sudah berteman dengan
aku sangat lama dari SD sampai SMA kita selalu barengan bahkan selalu sekelas
dan selalu sebangku maka engga heran ketika temen-temenku bilang bahwa kita itu
pacaran karena hubungan persahabatan kita tak lazim aku sering bermain
kerumahnya, dan dia juga sering bermain kerumahku dan rumah kita pun selalu
menerima satu sama lain.
Kadang kita bercanda seperti layaknya orang
yang sedang memadu kasih, kadang juga berantem seperti anak kecil, kadang juga
kita mengobrol serius seperti orang dewasa kebanyakan.
Namun karena dia melanjutkan perguruan
tinggi di Singapura,
sedangkan aku melanjutkan di perguruan tinggi Indonesia maka kita sudah tidak bertemu
sangat lama dan ini adalah tahun keempat setelah terakhir ketemu.
Terakhir
bertemu dengannya saat 4 tahun lalu ketika perpisahan sekolah yang di adakan di
pantai pangandaran dan dari saat itu aku tidak bertemu lagi dengannya sampai
sekarang dan kemungkinan besar sebentar lagi kita bertemu.
Dia mempunyai darah sunda karena dia asli
orang bandung dari mulai kakek – neneknya sampai orang tuanya mereka semua
orang bandung. Ia cantik seperti perempuan bandung lainnya mungkin ia lebih
dari sekedar cantik ia juga mempunyai aura untuk membuat seorang cowok
terkesima padanya hanya dalam waktu 7 detik. Kita sudah melakukan survei ke
beberapa cowok dan hasilnya memang biasanya cowok yang melihatnya terkesima
setelah 7 detik melihatnya
Banyak cowok yang menyukainya namun sampai
saat ini ia belum saja mempunyai seorang kekasih, katanya ia tidak mau
mempunyai kekasih karena semua cowok itu sama aja ujung-ujungnya ngerugiin
perempuan maka dia lebih baik bersahabat dengan cowok walaupun banyak yang
menyatakan suka kepadanya dia menolak mentah-mentah sampai cowok sangat takut
padanya karena cowok juga manusia rasanya di tolak itu sakit dan membekas.
Arluna : “Hey, kamu Ringga kan ?”
Ringga : “Eh kamu dateng juga, kirain engga
bakalan dateng”
Arluna : “Udah nunggu lama ya ?”
Ringga :“Iya, aku nunggu seharian”
Arluna :“Hahaha Ringga lucu ih”
Ringga :“Malah ketawa beneran tau”
Arluna :“Iya maaf abisnya bandung macet,
saking macetnya tadi aku jalan kesini”
Ringga :“Bukanya rumah kamu di ujung
jembatan ini ya ?”
Arluna :“Eh iya lupa hehehe”
Ringga :“Udah lama di bandung ?”
Arluna :“Baru sih”
Ringga :“Emang kapan ?
Arluna :“Dua bulan yang lalu hahaha”
Ringga :“Kenapa kamu ngajak ketemunya
sekarang ?”
Arluna :“Abisnya aku sibuk Ringga”
Ringga :“Sibuk ngapain ?”
Arluna :“Tidur”
Kita pun berjalan dengan obrolan-obrolan
ringan, yang aku rasakan saat ini adalah ia lebih cantik dari dulu dan lebih
lucu mungkin gara-gara baru ketemu lagi makanya aku rasakan itu tapi ia
tetep humbledan tetap asyik untuk di ajak bercanda.
Aku dan dia terdiam di sebuah tempat yang
pernah menjadi kenangan kita. Kenangan yang akan selalu membekas di hati ini
bahkan waktu-pun tidak akan pernah bisa menghapusnya.
Ringga :“Eh tempat ini adalah tempat kita
berdua kan ?”
Arluna :“Iya ini tempat yang bernama “kenangan
untuk Arluna dan Ringga” ”
Ringga :“Hahah kamu masih inget aja, kita
pernah suap-suapan makanan disini kan ?
Arluna :“Iya kamu yang paling banyak aku
suapin tapi aku di suapin sama kamu cuman 3 kali”
Ringga :“Abisnya waktu itu laper sih haha”
Seketika aku membayangkan hal-hal pernah
kita bersama lakukan aku mulai merasa percaya diri untuk mengungkapkannya. Saat
itu aku mulai menyukainya saat sebuah sendok menghujam mulutku mungkin saat itu
ia memberikan aura nya untuk ku tapi sampai terakhir kali kita ketemu dulu
sebelum pergi ke singapura aku tidak pernah bisa bilang.
Aku hanya jatuh cinta dalam diam,
mencintainya hanya sampai ketenggorokan setelah sampai situ aku tidak pernah
bisa untuk mengungkapkannya lewat mulut karena terlalu banyak pertimbangan
untuk mengungkapkan semua itu dan saat itu aku tidak berani untuk mengungkapkannya.
Mungkin hari ini adalah hari dimana dunia
menyetujui untuk kita mengurai kenangan-kenangan indah, kenangan-kenangan yang
susah untuk di lupakan begitu aja bintang-bintang yang berkedip-kedip di atas
kepala aku dan dia pun seakan tersenyum-senyum ketika kita berdua mengenang
hal-hal lucu di jembatan ini.
Arluna :“Eh jadi kamu gimana sekarang di
Bandung ? ngelakuin hal apa aja setelah aku pergi ?”
Ringga :“Aku mah cuman menikmati aja semua
yang ada di bandung, terutama jembatan ini”
Arluna :“Kamu kuliah mengambil jurusan apa
?”
Ringga :“Informatika, aku kan udah pernah
bercerita kalo aku ingin menjadi programer yah minimal kaya Bill Gates lah
haha”
Arluna :“Amin semoga aja Bill Gates mau di
samain sama kamu hahaha”
Ringga :“Pasti dia mau lah kan aku ganteng”
Arluna :“Ganteng seperti serigala”
Ringga :“Seperti Vampire tau hahaha”
Arluna :“Ah gaada cocok-cocoknya kamu jadi
Vampire mah”
Ringga :“Emang kenapa ?”
Arluna :“Vampire itu kan gantengnya
maksimal kamu mah jeleknya yang maksimal hahaha”
Ringga :“Gimana kamu aja, kan kamu putrinya
aku nerima aja”
Arluna :“Nah harus gitu emang, Eh Ringga
makan martabak itu yuk”
Ringga :“Iya ayo”
Arluna :“Kamu yang bayar yah Ring yayaya“
Ringga :“Tuhkan kamu yang ngajak aku yang
bayar”
Arluna :“Aku kan tuan putrinya, kamu
penjaga tuan putri”
Ringga :“Ia tuan putri”
Akhirnya kita bergegas ke untuk membeli
martabak itu, dia berlari kecil seperti anak kecil yang mau di berikan coklat
sama Om nya meskipun umurnya sudah lebih dewasa dari dulu tapi dari sifatnya
dia masih seperti anak-anak yang masih balita.
Dan ini adalah hal yang membuatku menjadi
tambah suka secara spontan aku mempunyai niat untuk ngomong yang sejujurnya
setelah empat tahun yang lalu aku merasakan hal yang berbeda kepadanya
mungkin malam ini adalah waktu yang sangat tepat untuk menyatakan semuanya
untuk menyatakan bahwa aku sayang terhadap dia, aku menyukai nya setelah ia
menyuapi makanan itu aku merasa ini lah cinta yang sebenarnya.
Bahkan ketika dia pergi aku merasa sangat
kehilagan sosok yang membuat hidup berwarna seperti dia, kadang aku rindu
terhadapnya tapi yang aku rasakan adalah rindu diam-diam rindu dimana hanya
hati yang tau rindu ini bahkan mungkin malam pun tidak akan pernah tau kalau
merindunya.
Saat aku mempunyai niatan seperti untuk
mengungkapkan semua yang aku rasakan kepadanya aku merasa badan langsung
gemeteran, jantung berdetak lebih cepat, suhu badan menjadi lebih dingin
dan semuanya menjadi gugup.
Ia membeli sebuah martabak itu dan ia
memilih martabak cinta yang berwarna biru muda dan merah muda itu warna
kesukaan aku dia juga saat ini memakai jaket berwarna merah muda dan aku memakai
jaket berwarna biru muda.
“Eh aku udah lama engga makan martabak ini,
kangen banget”
“Aku juga terakhir makan ini bareng kamu 5
tahun lalu”
“Hahaha kenapa kamu kan deket kesini,
kenapa ga beli gaenak ya ?” dia berbisik pelan kepada telinga ku
“Engga disini enak koo, cuman engga ada
temen aja jadi suka males”
“Hahaha wuuu dasar jomblo akut”
“Biarin, kan kata guru kita ga boleh
pacaran”
“Hahah jomblo mah jomblo aja”
15 menit kemudian martabak cinta yang manis
itu datang yang di iringi sebuah kata-kata dari si pedangan “Semoga langgeng”
dan ia tersenyum membuatku sangat percaya diri akan ungkapan yang sedari dulu
terus aku simpan dan sampai saat ini ketika aku mau memakan martabak cinta
bersamanya.
“Kamu kenapa suka warna biru ?” tanya
Arluna
“Karena biru itu Persib Bandung, kamu
kenapa suka warna merah muda”
“Karena merah muda itu anggun, dan hitam
itu kamu hahahaha”
“Terus aja ngejek aku”
“Eh bulan depan aku mau nikah, kamu dateng
yah” dengan menatap wajahku dengan mata yang tajam.
“Tanggal berapa ? kamu nikah”
“Pas tanggal lahir kita”.
Aku tercengang saat aku mendengarkan
ucapannya, saat aku mendengarkan hal yang sepantasnya engga aku dengar untuk
saat ini, dikala aku mau mengungkapkan perasaan yang sedang aku rasakan.
Aku menatapnya dengan mata yang tajam dan
bilang
"Aku akan dateng kepernikahan
kamu" di iringi senyum tipis dari bibirku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar