Internet

Kau darah bagi jantung
Oksigen bagi paru-paru
Air bagi ikan
Bensin bagi mobil
Batu bara bagi kereta
Roh bagi raga
Isi bagi cangkang



Ah,
Akankah kau berkurang
Karena terus digerus tanpa daur ulang?



NB:
Ditulis dengan hati
dengan bibir ditekuk
dengan takut yang menggelayut
(karena sempat mengalami kesialan gara-gara koneksi)

Dengan kesadaran teramat sadar, internet adalah pelumas persahabatan, media untuk mengembalikan modal (bisnis), sarana dapat kabar. Kamu mau menambahkan tentang internet bagi hidupmu? Segera tulis di kolom komentar. Saya memperjuangkan tulisan ini dengan tangan yang basah (telapak tangan saya sering berkeringat) sehingga sering typo karena saya menulis di hape berlayar sentuh. 
Oh iya, serta voucher Wi-fi milik teman. 

Halo dunia canggih, terima kasih telah menghadirkan kemudahan, doa'kan semoga saya terbebas dari fakir kuota. Sekian.

T(Titik) Kartika

sumber: google

5 komentar:

  1. Ah, tentu saja. Internet sdh menjadi bagian dr hidupku, terlepas sentuhan pendidikan klasik dr orangtua & lingkunganku, i-net sngat berperan besar atas perkembangan dan perwujudanku kini. Aku tak tahu akan seperti apa hidupku tanpa i-net, mgkin ruang imajinasiku sebatas buku diari, bukan blog atau medsos. Dan tentu saja internet bagai oksigen, karena aku pernah dibuat sesak untuk bernapas ketika aku tak dapat menstalking wajahnya di dunia maya *eh

    Teh Tika top top top (y) ^^,

    BalasHapus
  2. Yup, internet sudah jadi makanan sehari-hari deh kayakanya. Bagaikan makan tanpa nasi mun ceuk orang sunda mah, asa hambar. haha. Lahirnya internet menjadi awal dari perubahan-perubahan besar yang terjadi sama cara orang berinteraksi dan cara orang menjalani kehidupan sehari-hari.

    BalasHapus
  3. baru sempat baca....dankeren banget!menyesal baru sempat baca.

    BalasHapus
  4. Menarik euy gaya penyampaiannya. Ini bisa disebut sapros (sajak dan prosa), hahaha. karena ada sajaknya, ada pula tipografi dengan tuturan prosa.. Ini harus jadi cirikhas, tika

    BalasHapus