Perempuan Senja



22 Januari
Tepat tahun lalu
Ada yang menggertakku bahwa dunia tak berwarna abu
Semenjak kumelihat senyum tipis yang sedikit dipaksakan, semu
Ternyata, dunia berwarna merah jambu dalam waktu tertentu

Kala itu, percis di bawah sinar senja yang tersenyum malu-malu
Aku menilik siapa pemilik wajah syahdu itu
Hingga kuberanikan diri untuk menemuinya dalam tiga waktu
Pagi, Sore dan Malam
Namun yang kutemukan hanya sendu di pagi hari
Hanya rindu di sore hari
Hanya kelabu di malam hari


Ah!
Kemanakah sang pemilik wajah syahdu itu?
Lalu kuberanikan menunggunya dalam setiap waktu yang dimiliki sepenuh hari
Dan, kumenemuinya dalam waktu sore yang sedang pamit, menyambut malam yang malu-malu
Seperti tak mau meninggalkan detik-detik perpisahan dengan senja
Ya, perempuan pemilik wajah syahdu itu, datang ketika senja tiba
Dan,
Hanya sebentar.

Aku seperti malam, yang enggan melepasnya
Aku seperti sore, yang tergesa-gesa menyambutnya
Aku suka senja
Karena pemiliknya adalah kau, senyum perempuan senja

Srea,
Bersama bayangan senja yang selalu memberi kesan rindu
 (Hanya sebuah catatan dalam perjalanan hari, semoga berkenan menikmatinya)

5 komentar: